Amazing July With Vox Angelorum Part 3


Touch down at Suvarnabhumi airport – Bangkok. Ups, kecepetan, kita rewind dulu ke belakang sedikit, kira-kira beberapa jam sebelum landing. Jadi inilah part 3 dari curcol (nyolong curhat kok panjang bener) dan ocehan gue, kelanjutan dari Amazing July With Vox Angelorum part 2, yang juga kelanjutan dari Amazing July With Vox Angelorum part 1… errr… tambah panjang nih… oke, gue proceed ke part 3 langsung deh…

Tanggal 20 Juli, begitu gue bangun, kloter satu sepertinya sudah mencapai Changi Airport – Singapore. Jadi ceritanya kita dibagi menjadi 4 kloter, kloter 1 berangkatnya jam 6 pagi tapi transit dulu di Changi, gak tanggung-tanggung, dari jam 8 sampe jam 2 siang, baru lanjut ke Bangkok. Kloter 2 dari jam 11 siang berangkat, transit dulu di Kuala Lumpur, trus sekitar sejam kemudian baru lanjut ke Bangkok. Nah gue di kloter 3, yang berangkatnya barengan kloter 4, pesawatnya langsung ke Bangkok, dan baru jam setengah 5 sore take off… jadilah gue bangun dengan santai, dapet kabar kloter 1 lagi maen monopoli di Changi, dan kemudian masih tidur-tiduran sampe jam 9…

Singkatnya, jam 12-an gue bareng dua temen gue yang lain udah di taxi menuju Soeta. Begitu liat koper temen-temen yang laen, yang besarnya dua kali lipat koper yang gue bawa, gue mulai mikir, gue bawa baju cukup ato gak ya? Tapi akhirnya memutuskan buat pede aja dan setelah ketemu temen-temen lain di airport juga ternyata ada yang lebih sedikit dari gue barang bawaannya, fiuhh… To be honest, this is my first flight abroad, seperti yang gue sebutin di part 2 awal. So it’s new for me to be in an imigration queue, to fill the departure and arrival card, etc. Luckily, gue dapet seat ga sendirian, ada satu orang temen gue juga yang duduk di sebelah gue. Namanya Abe. Dia dijuluki manusia tanpa expresi, karena ya emang mukanya lempeng-lempeng aja, hehehehe… Nah ternyata Abe baru kali itu naik pesawat, jadi gue masih mending lah, udah beberapa kali, sampe Ternate sendirian pula dulu, yang kalo gue wisata pun mana mungkin gue sendirian ke Ternate…

Di sebelah Abe, duduklah seorang Jepang yang berpakaian rapi. Jelas dia pergi untuk urusan bisnis, diliat dari pakaiannya, kecuali kalo dia salah kostum itu gue gak tau deh… Begitu duduk, dia langsung mengeluarkan sebuah buku bacaan kecil, tulisannya tentu tulisan Jepang, dan langsung anteng baca. Wah gue pikir ini orang bener-bener gak mau kehilangan waktu banget ya, rajin gitu, hehehe… Ehh ternyata alam berkata lain… begitu pesawat take off, buku dia simpan, dan dia langsung tidur. Parahnya, dia gak bangun sampai pesawat mendarat di Bangkok, eh ada bangun sekali deh kata Abe, bentar doank langsung tidur yang nunduk-nunduk gitu kepalanya sampe Bangkok. Sementara gue mulai mengeluarkan Madre gue dari tas kecil yang setia gue bawa, dan mulai membaca. Thank you for the book friend, biarpun emang gue yang pesen, tapi temen gue ternyata gak mau dibayar, jadi hadiah ultah ceritanya, dan buku itu emang bagus 🙂

Madre by Dee

Abe yang baru naik pesawat menghabiskan waktunya buat tidur, sementara gue, yang mulai ngantuk di pertengahan buku, juga memutuskan buat tidur, karena mau beli makanan di pesawat juga mahal, jadilah gue berharap begitu sampe bangkok masih bisa makan dulu, kalo enggak, bisa gak tidur nih 😛

Sampailah kita di bangkok, yang diawali dengan jepret sana jepret sini sampai kita ke luar airport (baca: foto-foto). Oh ya, bus yang menjemput kita di airport ternyata cukup unik, karena busnya pun bus wisata, ada dua tingkat, dan yang bikin unik satu lagi adalah busnya bergambar Hello Kitty. Oh God, begitu gue tweet bahwa busnya Hello Kitty, temen gue langsung balas: “gawat di bangkok baru 1hari udah ganti selera jadi hello kitty ?? *shock”.  Okee… bukan gue yang pilih bus kok, tapi jujur, busnya bagus! Ini foto dari kloter 2 bersama bus tercinta:

Hello Kitty Bus

Dan sampailah di hotel All Season – Hua Mark, yang udah ditunggu sama beberapa temen kloter awal yang udah dari sore sampe di hotel. Kita langsung dibagi kamar dan langsung menuju kamar buat istirahat. Untungnya, malam itu masih dikasih makan Cheese Burger McD yang rasanya aneh tapi cukup buat mengganjal perut (gue makan dua!). That’s Bangkok day 1.

Bangkok day 2 diawali dengan bangun pagi diiringi dengkuran keras dari temen satu kamar gue, Ko Levi. Hahahaha… Untung gue udah terbiasa sama suara dengkuran, jadi masih bisa tidur kok 🙂 Pagi itu, setelah breakfast di hotel, gue bareng dua orang lagi, Nino n Franky, jalan keluar dengan tujuan nyari tempat latihan. Tujuannya adalah sebuah High School yang namanya bahkan gue aja udah lupa apa. Perjalanan mencari sekolahan ternyata tidak sedekat dan semudah yang gue kira. Sekitar 20 menit termasuk nanya-nanya satpam pake bahasa tarzan dan bantuan Franky dengan mandarin buat nanya ke seorang penjual makanan di pinggir gang, akhirnya sampai ke sekolah yang dimaksud.

Sampai di sekolah, kita masuk ke ruangan administrasi, yang sepertinya belakangnya adalah kantor guru ataupun tata usaha (gue sotoy doank sih). Begitu kita bertiga masuk, dari jendela keliatan karyawan sana, entah guru ataupun pegawai TU, pada sibuk ngelongok keluar, mungkin mikir ngapain tuh orang tinggi rambutnya kriting kurus-kurus item nyamperin sekolahan gue… ahahahaha… akhirnya gak lama kemudian muncul seorang guru bahasa Inggris yang bisa ngobrol sama kita, kita sampein maksudnya mau sewa hall or something like that buat tempat kita rehearsal. Karena directornya lagi pergi ke Indonesia (lhoh, kebalik!!) maka kita dibawa ke vice directornya, sembari sebelumnya mampir dulu ke hall yang mereka punya, yang kira-kira kalo jadi bakalan disewain ke kita. Ternyata directornya minta 3000 Baht buat sewa hari itu. Hmm… kalo dari harga sih mungkin masih bisa kita afford, tapi pertimbangannya adalah jaraknya terlalu jauh dari hotel, dan kita ada seorang bumil (ibu hamil) sehingga kita memutuskan untuk tidak menggunakan sekolah itu sebagai tempat latian…

Dan untungnya, ada sebuah GOR Badminton di dekat hotel, kira-kira 5 menit jalan kaki, yang terdiri dari 5 lapangan badminton. Akhirnya kita sewa semua lapangannya karena kalo sewa sebagian doank takutnya ganggu orang yang main dengan suara kita. That’s it, Vox Angelorum Choir berlatih hari pertama di lapangan badminton sodara-sodara!

latihan di lapangan badminton

Karena ternyata di Bangkok itu musim ujan, maka jalanan licin. Beberapa dari kita udah sempat terpeleset siang itu, termasuk gue, tapi untungnya nothing bad happened. Latihan berjalan dengan lancar, dan sore itu kita pergi bareng-bareng pake bus Hello Kitty lagi ke chapel dari Assumption University untuk Opening Ceremony dari serangkaian acara termasuk lomba yang kita ikuti. Gerejanya / chapelnya itu bagus banget! Nih fotonya:

Chapel of Assumption University Bangkok
Chapel of Assumption University Bangkok

Di sana, setiap choir peserta nampilin satu atau lebih lagu, dan ternyata bagus-bagus ya, pas giliran kita tampil, karena anggota kita sepertinya emang paling banyak, butuh waktu lebih buat naik panggung dan siap-siap, hehehehe… dan katanya sih, kita tampil malam itu cukup bagus, cuma satu lagu yang ditampilin yaitu O Nata Lux karya Morten Lauridsen, yang juga merupakan lagu yang kita nyanyiin buat lomba nanti. Nah di sinilah kejadian itu bermula. Setelah kita tampil, teman kita yang bernama Albert ijin buat ke toilet. Karena di luar ujan, dan jalan memang licin, dia terjatuh dan mengalami sakit sehingga sulit bergerak. Begitu teman kita yang lain keluar dan nemuin dia udah terjatuh, maka gak tau keputusan siapa, mereka bawa Albert ke rumah sakit terdekat. Teman-teman yang masih di dalam chapel baru dikasi tau kejadian itu saat akan pulang, dan jujur, berita itu bagaikan petir di siang bolong buat kita. Rumah sakit, dari mendengar kata-kata itu aja auranya udah gak enak, maka kita pulang ke hotel dengan lesu, gak bersemangat, sampai di hotel kita ngumpul dan berdoa Novena buat keberhasilan choir kita sendiri dan terutama buat kesembuhan dari Albert. Kejadian ini melengkapi pesimistis gue dari proses persiapan, jadi rasanya malam itu bener-bener gak karuan perasaan gue. Dan gue yakin temen-temen yang lain pun demikian. Malam itu juga, gue dapat kabar bahwa kira-kira Albert harus pindah rumah sakit karena harus nyari RS yang Orthopedsnya bagus. Pagi harinya, Albert dipindah ke rumah sakit yang katanya lebih baik dari yang semalam.

Untuk yang lain, Bangkok day 3 rasanya kurang semangat, semua masih khawatir dan nanya-nanya keadaan teman kita satu itu. Sesi latihan di lapangan badminton siang itu biarpun cukup lancar juga ternyata ditambah berita buruk bahwa Albert sepertinya harus dioperasi hari itu juga untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk lagi, karena ternyata tulangnya mengalami keretakan. Jadi, rencana hari itu yang tadinya kita mengikuti Choir Marathon di Pattaya, diganti menjadi acara jenguk Albert dulu di RS sebelum ke Pattaya, dan latihan malam di Pattaya untuk menyesuaikan diri buat besok lomba.

Kejadian konyol kembali terjadi dalam perjalanan siang itu dari hotel, yang seharusnya mampir dulu ke RS tempat Albert dirawat baru ke Pattaya, tapi ternyata karena sopir bus-nya juga gak ngerti bahasa Inggris dan maen yes yes aja ketika diminta ke RS dulu, kita udah setengah jalan ke Pattaya sampai sadar bahwa kita harus ke RS dulu. Putar balik! Ngabisin sejam lebih di jalan cuma buat kembali ke Bangkok! Ko Levi, roomate gue selama di Bangkok, ternyata tidur sejak kita berangkat, begitu kita sampe Bangkok lagi barulah dia kebangun, dan langsung nyeletuk: “Ini pantainya mana yah? Kok mirip di Bangkok?” Huahahaha… ternyata Ko Levi gak tau bahwa kita kembali lagi ke Bangkok!

Sampailah juga kita ke RS-nya. Biarpun kamarnya katanya adalah yang paling murah, tapi ternyata cukup bagus dan cukup gede buat nampung kita semua, ber-50 di dalam satu kamar, buat jenguk Albert dan berdoa di sana buat kesuksesan operasinya. Mujizat pertama yang gue sadari adalah, kita sampai di sana tepat saat Albert mau disiapkan buat operasi, jadi masih sempat buat saling bersalaman dan kasih semangat. Ada juga sesi bercucuran air mata, saat kita semua nyanyiin O Nata Lux satu bait dan gak ada yang bertahan, tumbang semua, hehehehe… From that very moment, Albert seakan menjadi energi dan semangat tambahan buat setiap orang! Including me!

Albert right before operation

Akhirnya berangkatlah kita ke Pattaya. Kali ini tanpa khawatir salah lagi, jadi beberapa ada yang udah bersiap tidur. Ternyata acara tidur ditunda, karena ada doa Rosario bersama untuk mengiringi operasi Albert. Karena udah banyak yang ngantuk, ada yang doa Rosario gak pake konsonan, ada yang saking khusuknya berdoa sampe gak kedengeran apa-apa, dan yang special, di peristiwa ke-5, terdengar suara “Grrrrooooook” keras dari bagian belakang bus. Gue jujur aja, langsung nahan ketawa.

Mujizat kedua yang gue tau, terjadi selama perjalanan ini, kalo gue gak salah sih. Jadi begini, untuk biaya operasi dan perawatan Albert, kita semua masih belum punya solusinya. Lalu berita ini diberitahukan juga ke alumni-alumni dan kenalan-kenalan Vox Angelorum yang ada di Jakarta. Tiba-tiba ada telepon yang mengabarkan bahwa ada yang kenal dengan yang punya RS tempat Albert dirawat (kok bisa ya? ), dan kalo gak salah sih, we don’t have to worry about the payment, it’s been taken care of.

Karena waktu sudah tidak memungkinkan, maka sewaktu di RS kita membeli makanan buat semua orang, yang kita santap di bus. Jadi begitu kita sampai ke Pattaya, langsung pembagian room, dan dilanjutkan dengan latihan! Malam itu juga, kita dapat kabar bahwa operasi Albert berlangsung lancar dan sukses, puji Tuhan 🙂

Latihan malam itu juga berjalan dengan lancar, diakhiri dengan doa, dan kepalan tangan kanan sebagai penambah percaya diri. Siap untuk lomba esok harinya, yes we can!!!

Wuih ternyata panjang juga part ketiga ini, dilanjutin di part 4 deh, mudah-mudahan cukup biarpun gue yakin gak cukup sehingga harus ada part 5. Good night and see you in my next part of the story 😛

PS: The photos or images in this post are courtesy of me myself, and two of my friends: Alfonsus Guritno and Maria Vina Elmaresa. Thank you for capturing those amazing moments guys!

Regards,
Xander™

5 thoughts on “Amazing July With Vox Angelorum Part 3

Leave a reply to vina Cancel reply